daFtArR iiSi

Kamis, 25 Agustus 2011

#animasi_pojok {
position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px;
clip:inherit;
_top:expression(document.documentElement.scrollTop+
document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }
]]>


Puber pertama, masa seorang anak berpindah ke tahap menjadi masa remaja di mana di masa-masa ini seorang anak ingin secepatnya menjadi orang dewasa yang memunyai "kewenangan" lebih, baik dari segi penampilan maupun keingintahuan. Pokoknya dalam masa ini, seseorang pada tahap menjadi berani. Kiasannya "tidak takut mati". Pada masa inilah seorang anak yang biasanya lembut bisa berubah menjadi pemberontak, segala aturan diterjang, sikapnya semau gue dan maunya benar sendiri. Dalam tahapan ini, seorang anak remaja berada pada masa rawan karena mudah dipengaruhi pergaulan negatif. Maka perhatian serta kasih sayang orang tualah yang sangat dibutuhkan untuk memberi bimbingan yang benar. Orang tua pun harus berusaha merangkul sang anak dengan menghindari sikap otoriter yang gemar mendikte atau memerintah. Sebaiknya sikap orang tua lebih bersifat berteman.

Puber kedua adalah tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama yang super berani, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya. Maka dalam tahapan ini kelakuan seorang dewasa tampak menjadi aneh, yaitu bertingkah seperti anak baru gede, baik dari segi penampilan maupun perilakunya, sebagai bayarannya (kompensasi) untuk menutupi ketakutannya itu. Semakin dia takut, kelakuan dan penampilannya menjadi semakin aneh. Nah, pada masa-masa ini seseorang menjadi demikian rapuh, mudah tersinggung. Di sinilah peran pasangannya harus lebih toleran dan mencoba memahami apa yang ditakutkannya. Misalkan, dia takut dikatakan tua karena fisiknya yang memang sudah menurun vitalitasnya. Maka pasangannya mencoba menghindari untuk menyinggung masalah fisik. Sebaiknya, cobalah untuk memuji dan membesarkan hatinya bahwa dia tetap sebagai orang yang disayangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar